Strategi Danny Pomanto Terapkan Low Carbon di Makassar 


Wali Kota Makassar Danny Pomanto. di Hotel Four Points by Sheraton Makassar Jl Andi Djemma, Senin (26/2/2024). 

Makassar, mtrinews.id – Makassar Low Carbon City jadi mimpi Wali Kota Makassar Danny Pomanto. 

Orang nomor satu di Kota Makassar tersebut menginginkan Makassar menjadi kota yang ramah lingkungan, mengedepankan keselamatan bumi. 

Bacaan Lainnya

Harapan itu sejalan dengan visi Makassar Kota Dunia.

Karenanya, tema Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Pemkot Makassar tahun ini Makassar Low Carbon City with Metaverse. 

Agenda ini berlangsung di Hotel Four Points by Sheraton Makassar Jl Andi Djemma, Senin (26/2/2024). 

Danny menjelaskan, emisi karbon adalah musuh bersama. 
Jika terus dibiarkan maka keadaan bumi akan semakin parah, karenanya emisi karbon harus dikendalikan. 


Caranya kata Danny, menghemat karbon atau merancang sesuatu agar pengurangan karbon jadi hal yang nyata. 
Makassar sudah memulai beberapa upaya itu, contoh kecilnya ialah penggunaan mobil listrik oleh pejabat lingkup Pemkot Makassar. 

Kemudian Makassar juga telah melahirkan inovasi di bidang transportasi, dua bus sekolah listrik telah dihadirkan pada tahun lalu. 

Kemudian Pemkot Makassar juga akan menambah commuter metromoda (co’mo) atau bus listrik di 15 kecamatan. 
Paling tidak, Co’mo akan menjadi feeder atau penghubung ke transportasi publik seperti teman bus dan transportasi umum lainnya. 

“Publik transportasi sebenarnya wajib, tapi kebetulan publik transportasi ini tidak dalam otoritas Pemkot, misalnya teman bus itu pusat dan provinsi. Co’mo ini akan jadi feedernya, jadi kita konsen di Co’mo saja,” ucap Danny Pomanto kepada awak media.

Selanjutnya, Pemkot Makassar dibawah kepimpinannya juga sedang membangun mal pelayanan publik (MPP) yang dinamakan Makassar Government Center (MGC). 

Gedung pelayanan publik sekaligus kantor pemerintahan ini dibangun dengan konsep green building. 

“Setelah ini (rakorsus), bangunan-bangunan harus sifatnya green building. Habis itu kita (sasar) swasta,” ujarnya. 

Untuk mewujudkan kota low carbon harus melakukan upaya yang terstruktur, tersistem, dan massif. 

Selain hal di atas, pengelolaan sampah juga akan disasar lebih ramah lingkungan. 
Sampah-sampah rumah tangga akan disulap menjadi pembangkit listrik lewat proyek PSEL yang sedang berproses. 

Sehingga dalam kurun waktu sembilan tahun kedepan diharapkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa akan menjadi taman yang hijau. 

Selanjutnya, Danny akan menyasar sekolah-sekolah untuk menghadirkan solar cell sebagai pembangkit listrik yang low carbon. 

”Kita belajar dari kekeringan kemarin yang berdampak ke listrik, sedangkan di sekolah kita ada smart class yang punya alat sensitif terhadap naik turunnya tegangan listrik. Maka saya pastikan tahun ini di perubahan saya fokuskan solar cell di semua sekolah,” jelasnya. 

Begitu juga dengan lorony wisata menjadi salah satu ruang untuk memassifkan program berbasis low carbon. 

“Makanya (pembicara) Amerika ini orang-orang yang sudah tiga kali ke lorong kita. Sudah meneliti lorong kita. Dia akan menyampaikan bahwa low carbon city bahkan natural carbon bisa dimulai dari lorong,” paparnya

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *